|
(PTERIDOPHYTA)
OLEH
CANDRA FANLIFING TEDI
431 408 011
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTAL
2009
Tumbuhan paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab.
Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang ditambang orang sebagai batu bara.
Ciri-Ciri Pteridophyta
Ø Alat reproduksi aseksual berupa spora
Ø Spora dihasilkan oleh sporofil (daun fertil)
Ø Mengalami metagenesis (Fase sporofit lebih dominan dari fase gametofit
Ø Secara umum telah dapat dibedakan akar, batang dan daunnya
Ø Memiliki jaringan pengangkut (xilem dan floem)
Berdasarkan spora yang dihasilkan dikenal 3 jenis tumbuhan paku, yaitu:
1.
Paku Homosfor atau Isospor >> Paku homospora, paku jenis ini akan menghasilkan jenis spora yang disebut makrospora (megaspora) dan mikrospora yang berbeda sifatnya. Pola spora di hasilkan oleh sporangium yamg terdapat pada sporofit. Contohnya : Lycopodium sp (paku kawat). Tetapi pada tumbuhan paku homospora hanya dihasilkan satu jenis spora dalam sporangiumnya.
|
Gambar Lycopodium sp (paku kawat)
2. Paku Heterospor >> menghasilkan dua macam spora yaitu mikrospora dan megaspora. Sporangium tersusun dalam strobilus di puncak batang. Pada strobilus terdapat dua macam penghasil spora yaitu mikrosporofil dan megasporofil. Pada mikrosporofil terdapat mikrosporagium yang menghasilkan mikrospora dan pada megasporofil terdapat megasporagium yang menghasilkan megaspora. Bagian dalam Mikrospora tumbuh menjadi protalium jantan yang menghasilkan anteridium dan di dalamnya terdapat spermatozoid. Sedangkan pada bagian dalam megaspora akan tumbuh menjadi protalium betina yang menghasilkan arkegonium atau berisi sebuah ovum. Pertumbuhan ovum oleh spermatozoid menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru, contohnya semanggi.
|
3. Paku Peralihan >> Paku peraliahn menghasilkan spora yang ukurannya sama tetapi dapat tumbuh menjadi protalium jantan dan protalium betina. Spora di hasilkan oleh sporangium yang tersusun dalam strobilus di puncak batang, contohnya Paku Ekor Kuda. Susunan dan letak sporangium paku ada bermacam-macam : ada yang tersusun dalam sorus, strobilus dan sporokarpium. Badan-badan penghasil sporangium tersebut ada yang terletak di ketiak daun/cabang, di ujung batang, atau di helaian daunnya. Hal ini menentukan dalam pembagian klasifikasinya.
Gambar paku ekor kuda
BERMACAM-MACAM DAUN PAKU
1. daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil
2. daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai daging daun (Mesofil)
3. daun yang khusus untuk asimilasi disebut Tropofil
4.
daun yang khusus menghasilkan spora disebut Sporofil
|
Morfologi
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.
Daur hidup (metagenesis)
Gambar Daur hidup (metagenesis)
|
Gambar Skema Siklus Hidup Pteridophyta
Klasifikasi
1. Pteridopsida
1. Pteridopsida
Ciri-Ciri Pteridopsida
Ø
Daun mudanya tumbuh menggulung (circinatus)
|
Ø Contoh : Pteris, Adiantum cuneatum, Semanggi (Marsilea sp)
Ø Spora dihasilkan pada sporofil, terutama di bawah daunnya
Ø Telah dapat dibedakan akar, batang dan daunnya
2. Lycopsida
Ciri-Ciri Lycopsida
Ø
Pada selaginella, jenis spora yang dihasilkan ada 2 macam, yaitu mikrospora dan megaspora
|
Ø Mikrospora akan berkembang menjadi gametofit jantan, sedang megaspora akan berkembang menjadi gametofit betina
Ø Memiliki daun yang berukuran kecil (mikrofil)
Ø Spora dihasilkan oleh strobilus (kumpulan sporofil yang berbentuk kerucut)
3. Sphenopsida
Ciri-Ciri Sphenopsida / Paku Ekor Kuda
Ø Spora dihasilkan oleh strobilus
Ø Batang keras dan berongga, mengandung silika
Ø Hidup di daerah sub tropis, terutama di rawa
Ø Memiliki daun mikrofil
Ø
Contoh : Equisetum palustre
Contoh : Equisetum palustre
|
4. Psilopsida / Paku Purba
Ciri-Ciri Psilopsida / Paku Purba
Ø Pada ruas-ruas batang dihasilkan sporangium
Ø Spora dihasilkan oleh sporangium
Ø Daun mikrofil
Ø Batang bercabang dikotom, dan berfungsi dalam fotosintesis
Ø Contoh : Psilotum nudum
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar